
TRIBUNNEWS.COM-Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam upaya melindungi dan melestarikan Pancasila. Kata Sjarif.
Baca: APBN Masuk Rekening Pribadi, Wakil Presiden MPR: Potensi Penyalahgunaan
Sejauh ini, menurut Sjarifuddin, masih ada organisasi yang mencoba menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Cara yang digunakan pun berbeda-beda tergantung aturan dan pelanggaran konstitusi. Pada tanggal 1 Juni 1945, ”tambah Sjarif.
Sjarifuddin Hasan mengutarakan hal tersebut dalam pidatonya bersama warga Desa Harjasari di Bogor Selatan, Bogor, Jawa Barat, pada Musyawarah Rakyat Nasional.
Peristiwa di Pos Kamling Bale Riung, Kamis (23/7/2020) malam, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Bogor Selatan, Bogor, RT 02/04, Desa Harjasari, Desa Mekarsari, Tokoh Masyarakat dan Wali Annuriyah Islam Pondok Pesantren Deden Asnawi turut serta dalam acara ini.Ada perbedaan yang sangat kentara: Perintah Suci yang dilaksanakan di Pancasila pada 1 Juni adalah sila yang kelima.
Berbeda dengan perintah suci yang dilaksanakan di Pancasila pada 18 Agustus Oleh karena itu, menurut Sjarifuddin, UU HIP dengan sendirinya akan ditolak oleh masyarakat – untuk mempertahankan Pancasila sebagai landasan, ideologi dan falsafah negara. Sjarif Hasan mengatakan bahwa ini merupakan pilihan yang tidak bisa dirundingkan. Rakyat akan selalu hidup rukun. Oleh karena itu, segala upaya untuk mengubah Pancasila Setiap orang pasti menolak. Berkat sistem ekonomi yang kooperatif, Pancasila akan mempersatukan bangsa Indonesia dan menjauhi perpecahan. Sudah menjadi kebiasaan memakai topeng dan menjaga jarak. Kecuali untuk keperluan yang sangat penting, jangan keluar rumah.
Leave a Reply