Laporan dari Triaunnews.com di Da Nang, Jakarta-TRIBUNNEWS.COM-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan mengapa aturan aneh di kios swalayan harus dihilangkan bahkan di pasar tradisional. Barang-barang dari pemilik kios terbuka.
Karena itu, jumlah pengunjung tidak terpengaruh, bahkan ganjil.
“Sebenarnya, jumlah pengunjung tidak akan terpengaruh sama. Praktek ini belum direalisasikan. Pada hari yang aneh, bahkan penjual mempercayakan nomor ganjil kepada penjual. Oleh karena itu, lebih penting untuk mengontrol jumlah angka. Bukan jumlah orang yang mengendalikannya, “kata Anies, Rabu (1 Januari 2020) di Balaikota di Jakarta Pusat. Angka ganjil dan genap dan normalisasi jam kerja
Baca: sholat Jum’at, gunakan nomor ponsel untuk mengatur kegiatan distribusi “ganjil dan genap”
Baca: 32 pedagang meninggal, memaksakan peluang yang sama di pasar meningkatkan risiko penyebaran Covid -19
P kebijakan aneh kios pasar dianggap tidak valid. Karena itu, pemerintah provinsi DKI di Jakarta telah merevisi aturan dengan mengendalikan jumlah wisatawan di pasar.
Kapasitas wisatawan pasar hanya diotorisasi menjadi 50% dari jumlah normal. Belakangan, pengunjung hanya memiliki satu pintu masuk.

Tujuannya adalah untuk mengontrol kedatangan jumlah pengunjung di pasar. Jam buka pasar juga telah kembali normal.
Pasar-pasar ini juga akan diawasi oleh TNI, kepolisian dan ASN provinsi yang dimobilisasi dan diawasi. Dia mengatakan: “Kami sedang memantau dampaknya.” – Sebelumnya, Anies Baswedan, Gubernur DKI, Jakarta, mengakui bahwa dua daerah sering terinfeksi Covid-19. Keduanya adalah pasar untuk kereta api listrik (KRL) dan transportasi massal.
Pada bulan masa transisi PSBB, Anies mengatakan bahwa 19 pasar telah ditutup karena ditemukannya pedagang aktif di Covid-19.
Leave a Reply